Saat Tsunami Menerjang Donggala dan Palu

Saat Tsunami Menerjang Donggala dan Palu
Saat Tsunami Menerjang Donggala dan Palu. Gempa dengan kekuatan 7,4 skala Richter (SR) yang mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB, mengakibatkan terjadinya tsunami di pesisir Kota Palu dan Donggala. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi ketinggian tsunami sekitar 1,5 hingga 2 meter.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan, BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami pada lima menit setelah gempa dengan kekuatan 7,4 SR mengguncang dengan koordinat 0,18 LS, dan bujur 119,85 BT serta kedalaman 10 kilometer. Peringatan dini tsunami dikeluarkan dengan level siaga. Di level ini, memiliki ketinggian setengah meter sampai maksimal 3 meter.

Namun, BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami pada pukul 17.36 WIB. Dwikorita mengatakan, hal ini didasarkan hasil pengamatan yang dilakukan tim BMKG. “Kami mengeluarkan peringatan dini tsunami dan peringatan itu diakhiri setelah tsunami terjadi dan airnya surut,” ujar Dwikorita kepada wartawan, Jumat (28/9).

Dwikorita menegaskan, berakhirnya peringatan dini tsunami dilakukan setelah mengamati ketinggian air laut yang masuk ke darat mulai surut dan hilang. BMKG mengakui, setelah terjadi tsunami dan laut surut memang ada sejumlah kapal yang naik ke darat.

Setelah pukul 17.36 WIB atau 18.36 WITA, air tsunami sudah surut dari darat. “Namun, sudah surut. Jadi, pada pukul 17.36 WIB peringatan tsunami diakhiri, maaf bukan dicabut,” ujar Dwikorita.

Sebelumnya, BMKG merilis episentrum gempa terjadi di 27 km timur laut Donggala, 80 km barat laut Palu, 123 km timur laut Mamuju, 134 km barat laut Sigi, dan 1.593 km timur laut Jakarta. BMKG sempat mengeluarkan peringatan potensi tsunami akibat gempa ini.

Peringatan tsunami ditujukan ke sebagian wilayah, antara lain, Donggala Bagian Barat siaga, Donggala bagian utara waspada, Mamuju bagian utara waspada, dan Kota Palu bagian barat waspada.

“Evaluasinya berpotensi terjadi tsunami,” imbuh Kepala Bagian Humas BMKG Indonesia Hary Djatmiko.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengonfirmasi tsunami dengan ketinggian hampir 3 meter terjadi di Pantai Talise, Palu, Sulteng. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho membenarkan video tsunami yang beredar terjadi di Pantai Talise.

“Video tsunami di Pantai Talise itu benar,” ujarnya, Jumat (28/9) malam.

Kendati demikian, pihaknya belum mendapatkan laporan resmi kapan persisnya waktu terjadinya tsunami karena komunikasi terputus. Selain itu, pasokan listrik di daerah tersebut mati.

“Jadi, kami tidak tahu kondisi terbarunya,” tuturnya. Akibat tsunami, dilaporkan lima orang yang merupakan satu keluarga hilang.

Sutopo menuturkan, pemantauan visual dan melalui peralatan di laut menyatakan air laut yang naik ke darat sudah surut. “Kondisi aman dan masyarakat dapat kembali ke tempatnya,” ungkapnya.

Namun, BNPB tetap mengimbau agar seluruh masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan. Menurut dia, dampak gempa dengan kekuatan 7,4 SR dirasakan sangat keras.

Berdasarkan analisis guncangan gempa dirasakan daerah di sekitar Kota Palu hingga ke utara di wilayah Kabupaten Donggala dengan intensitas gempa VI-VII MMI (keras hingga sangat keras).

Beberapa wilayah di Donggala meliputi daerah Parigi, Kasimbar, Tobolf, Toribulu, Dongkalang, Sabang, dan Tinombo memiliki intensitas gempa VI-VII MMI. “Diperkirakan di daerah ini banyak mengalami kerusakan,” ucapnya.

Presiden Joko Widodo menyiagakan pemerintah untuk memitigasi pascabencana gempa bumi 7,7 skala Richter di Provinsi Sulawesi Tengah. “Menjelang Maghrib tadi, gempa bumi mengguncang wilayah Sulawesi Tengah dan sekitarnya,” demikian Presiden Jokowi dalam cuitan di media sosial //Twitter// pada Jumat.

Presiden juga terus memantau keadaan pascagempa yang berepisentrum di Kabupaten Donggala pada sekitar pukul 17.02 WIB. “Saya memantau dan menyiagakan seluruh jajaran pemerintah terkait menghadapi segala kemungkinan pasca gempa bumi,” imbuh Jokowi.

Dalam cuitannya, Kepala Negara pun berharap masyarakat di kawasan terdampak gempa bumi di Sulawesi Tengah untuk tetap tenang. “Semoga saudara-saudara kita di sana tetap tenang dan dalam keadaan selamat,” ujarPresiden.

Gempa ini juga dirasakan sejumlah warga di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Salah satu warga Mamuju, Ahmad Riyadh mengaku merasakan gempa bumi saat ingin menunaikan shalat Maghrib.

“Tadi mau shalat Maghrib itu bencana gempa lalu. Berhamburan semua karena panik sampai pusing,” tutur dia

Ia mengatakan, telah mendapatkan informasi dari keluarganya di Mamuju Tengah bahwa air laut naik. Riyadh menyebut jarak dari rumah ke laut sekitar satu kilometer. Akan tetapi, saat ini ia dan sejumlah warga lainnya masih berada di luar rumah dan belum mengungsi.

“Belum mau mengungsi ini karena belum terlalu. Sudah aman, tetapi masih berada di luar,” kata dia.

Riyadh juga mengatakan, ketika gempa terjadi listrik sempat padam selama kurang lebih 20 menit.

Di Gorontalo, sejumlah warga juga mengakui turut merasakan gempa bumi yang cukup lama karena daya kekuatannya di Donggala Sulawesi Tengah. Sejumlah warga di Kelurahan Tomulobutao keluar rumah setelah merasakan guncangan gempa tersebut yang terjadi hampir sekitar lima menit.

“Guncangannya sangat terasa dan cukup lama, dari guncangan kecil ke guncangan besar lalu semakin pelan. Kami memutuskan ke luar rumah untuk menyelamatkan diri,” kata salah seorang warga

Comments

Popular posts from this blog

Memang Benar Terjadi Tsunami di Palu dan Donggala

Duh! 3 Zodiak Ini Nggak Malu Bertengkar di Depan Umum